ANSOR – BANSER Potret Perjuangan dan Pengabdian


“Siapa yang mau ngurus NU saya anggap jadi santriku. Siapa yang jadi santriku, saya doakan husnul khatimah sekeluarganya.”

Demikian dawuhe Hadratus Syech Hasyim Asy’ari semasa hidup yang kini menjadi salah satu kalimat pemantik semangat untuk bergabung dan berkhidmad pada Jam’iyah Nahdlatul Ulama, selain faktor faktor lain yang bersifat koheren dengan amaliah spritual keagamaan maupun faktor ghiroh kebangsaan yang menjadi ciri khas Jam’iyah NU

Berkhidmad di Jam’iyah NU bisa dengan berbagai cara mulai dari masuk dalam struktur kepengurusan di semua tingkatan, bergabung pada badan otonom NU maupun hanya sededar penggembira non struktural namun amaliah, fikroh dan harokah NU tetap menjadi dasar perilaku dalam menjalani aktifitas sehari hari.

Bagi pemuda pemudi maka di NU ada badan otonom misalnya Fatayat untuk para pemudi dan Ansor bagi Para Pemuda. Khusus untuk Ansor maka rekam jejak sejarahnya sudah cukup panjang mengikuti proses perjalan bangsa ini.

Ide dasar pendirian Ansor, yaitu untuk menjaga NU dan NKRI karenanya semua program terpola untuk itu. Banser yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari pada Ansor memiliki pola dalam skema paramiliter untuk menjaga perdamaian, harmoni dan hubungan antar agama. Pasukan Banser selama ini telah berperan untuk menjamin keamanan warga agama lain misalnya ketika terjadi perayaan Hari Raya di Gereja, Klenteng, Vihara dan rumah ibadah lainnya maupun ikut berperan melindungi kelompok minoritas lainya, hal inilah salah satu fungsi Banser yaitu menjadi penyeimbang demokrasi dari ancaman kelompok intoleransi ormas lain yang mentasnamakan Agama.

Khidmad sahabat sahabat Banser bertujuan untuk mendapatkan berkah (Tabarrukan) dan mengambil inspirasi atas semangat perjuangan para sahabat Nabi dalam memperjuangkan, membela serta menegakkan agama, karenanya hingga saat ini Banser tetap akan mengacu pada nilai-nilai dasar yang selalu bertindak dan bersikap sebagai pelopor dalam memberikan pertolongan untuk menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam.

Itulah pencerahan sikap yang didapat oleh para Sahabat sahabat Ansor – Banser PAC Kec Susukan Kab. Semarang ketika melakukan touring “jajah deso milangkori” yang sesaat mampir silaturahmi di Ndalem Ayem Muncar yang merupakan markas komando (Mako) Ansor Desa Muncar Kec. Susukan, Kab. Semarang

Taouring ini dipimpin oleh Kasatkoryon Kecamatan Susukan sahabat Kukuh Wahyu Wicaksono beserta Kyai Zufni Alfatah selaku ketua Pagar Nusa Kecamatan Susukan dengan membawa serta para anggota Pendekar Pagar Nusa

Seperti sambutan yang disampaikan oleh sahabat M Zhamroni mewakili sahabat Riyadus Sholihin selaku ketua Anshor PAC Susukan maka salah satu tujuan Touring ” Jajah Deso Milangkori” kali ini adalah Shoowforce untuk menyemangati para pemuda kecamatan Suruh yang akan mengikuti PKD ( Pelatihan Kepemimpinan Dasar ) yang diselenggarakan oleh PAC. GP. ANSOR Kec. Susukan pada hari Sabtu – Minggu tanggal 11 – 12 Januari 2020 bertempat di Ponpes Al Huda Petak Susukan.

Diselenggarakanya PKD ini diharapkan dapat melahirkan kader kader Ansor yang memiliki kecakapan intelektual Profetik yaitu corak pemikiran yang seimbang antara akal dan spiritual sehingga kedepan bisa berperan menjadi kader yang berwawasan kebangsaan melalui harokah dan ubudiyah NU sehingga bisa men-jamiyah-kan jama’ah NU artinya menyatukan amaliah, fikrah, dan harakah dalam satu tarikan nafas

PKD yang digelar kali ini juga berikhtiar untuk membentuk kader yang memiliki spirit guna menguatkan khitah perjuangan wawasan kebangsaan yang bisa membawa NU menjadi jam’iyah, bukan sekadar jama’ah, sehingga memiliki cara berpikir jam’iyah yang terprogram, terstruktur, institusional, sistematis yang merupakan entri point harokah NU.

Mendung yang menyapa Desa Muncar siang itu tak menjadikan susutnya semangat para Sahabat sahabat Banser untuk meneguhkan komitmen menjada garda terdepan pembela NKRI, Pancasila dan UUD 45.

Mendung beringsut menumpahkan hujan deras mengakhiri silaturahmi di Ndalem Ayem Muncar setelah doa khusyuk terurai dari sahabat Mulyadi yang merupakan Hafidzul Qur’an, telah membanjiri kedalam rohani para sahabat sahabat Banser.

Semoga Allah SWT meridhoi.

Lahul Fatihah

Muncar, 5 Januari 2020.

Sofyan Mohammad (Ketua LPBHNU Salatiga)

Tinggalkan Balasan